Kamis, 17 Januari 2013


oleh: HD Gumilang

Mungkin ini sudah menjadi rahasia umum, mungkin juga masih banyak yang belum mengetahuinya. Betapa bersahajanya para aleg (Anggota Legislatif) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baik di tingkat pusat (DPR/MPR), maupun di tingkat daerah (DPRD).


Malam ini saya sudah menghabiskan waktu untuk mengunjungi akun-akun mereka. Ada yang sampai saat ini naik ojek ke MPR dengan alasan menyiasasi kemacetan ibu kota sehingga bisa lolos lewat jalan-jalan tikus, ada yang setia makan di warteg sekelas indomie telur rebus, naik kereta api ke kantor, ada yang setia mengantar istrinya, mengantar anaknya sekolah tahfidz al Qur'an, menyediakan sarapan bagi keluarganya, berfoto bersama keluarganya, turun langsung ke pedalaman, menempuh perjalanan berbahaya demi mencapai desa-desa tertinggal di daerah selatan, mengeluarkan uang dari kantong sendiri untuk bisa ikut dalam musyawarah nasional padahal daerah tempat tinggalnya jauh di sebelah Timur Indonesia, terjun ke wilayah bencana alam dan ikut melakukan evakuasi, juga ada yang setia membalas langsung komentar-komentar dari masyarakat meskipun waktunya sudah banyak tersita untuk mengurusi kepentingan rakyat, memberikan ide-ide segar di status-statusnya. Merekapun memiliki selera humor yang baik sehingga tidak ada kesenjangan antara aleg-aleg ini dengan kita para rakyat biasa. Mereka selalu berusaha untuk dekat dengan kita, dan tak pernah sedikitpun berpikir untuk menjauh dari kita.

Saya pikir ini bukan pencitraan, melainkan sebuah komitmen untuk bekerja bagi rakyat Indonesia seutuhnya. Maka positif thinking adalah kuncinya. Seandainya ini hanya pencitraan, sudah sejak lama PKS akan ditinggalkan oleh jutaan kader dan simpatisannya.

Dengan kesederhanaan itulah PKS mampu bertahan dan terus berkembang serta melangkah semakin maju untuk memberikan bakti yang terbaik bagi negeri ini. Keberadaan mereka di parlemen, adalah penyeimbang dan penjaga kepentingan rakyat untuk disejahterakan dan dijaga keadilannya.

Semoga semakin banyak aleg-aleg yang bersahaja, dan mengerti isi hati juga keinginan rakyat Indonesia. Meskipun saat ini mereka hanyalah sekelompok kecil dari unsur pembawa perubahan Indonesia, namun dengan akselerasi, inovasi, dan ide-ide dinamis mereka, sanggup menempatkan dirinya sebagai creative minority. Mereka dibina dan di arahkan bukan untuk sekadar duduk di kursi parlemen dan berfoya-foya. Tapi mereka dibina untuk menjadi pelayan rakyat, memikirkan rakyat, bekerja untuk rakyat. Mereka telah dibina sedemikian rupa, bahwa Allah adalah tujuan hakiki, Rasulullah adalah teladan sejati, al Qur'an adalah pedoman abadi, jihad adalah jalan juang yang dititi, serta syahid adalah cita-cita yang dinanti-nanti.

Demikian juga para aleg PKS yang berasal dari kalangan non Muslim. Komitmen mereka di PKS tidak diragukan lagi. Mereka mau bergabung di PKS, karena mereka menyakini ada kebaikan, langkah-langkah yang jelas, serta visi yang nyata, yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat di daerah yang mereka wakili.

Para creative minority inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, di saat negeri ini dilanda ketidakadilan, kesenjangan sosial, krisis budaya dan identitas, kemiskinan yang masih belum terselesaikan, kerusakan moral, kerusakan lingkungan, pendidikan yang masih belum merata, stabilitas ekonomi yang masih goyah, serta setumpuk Pekerjaan rumah lainnya yang harus ditemukan jawaban-jawabannya.

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

2 komentar:

  1. betul, semoga mereka memberi inspirasi untuk mereka yg belum bisa menjadi sebenar2 pemegang amanah.

    :)

    BalasHapus
  2. satu tiga uang, partai anda sekarang terbelit uang sapi...media terlalu memblou up....disamping kasus partai nasdem sama elektabilitas Demokrat yang merosot.

    BalasHapus