oleh: HD Gumilang
Mungkin ini sudah menjadi rahasia umum, mungkin juga masih
banyak yang belum mengetahuinya. Betapa bersahajanya para aleg (Anggota
Legislatif) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baik di tingkat pusat (DPR/MPR),
maupun di tingkat daerah (DPRD).
Malam ini saya sudah menghabiskan waktu untuk mengunjungi
akun-akun mereka. Ada yang sampai saat ini naik ojek ke MPR dengan alasan
menyiasasi kemacetan ibu kota sehingga bisa lolos lewat jalan-jalan tikus, ada
yang setia makan di warteg sekelas indomie telur rebus, naik kereta api ke
kantor, ada yang setia mengantar istrinya, mengantar anaknya sekolah tahfidz al
Qur'an, menyediakan sarapan bagi keluarganya, berfoto bersama keluarganya,
turun langsung ke pedalaman, menempuh perjalanan berbahaya demi mencapai
desa-desa tertinggal di daerah selatan, mengeluarkan uang dari kantong sendiri
untuk bisa ikut dalam musyawarah nasional padahal daerah tempat tinggalnya jauh
di sebelah Timur Indonesia, terjun ke wilayah bencana alam dan ikut melakukan
evakuasi, juga ada yang setia membalas langsung komentar-komentar dari
masyarakat meskipun waktunya sudah banyak tersita untuk mengurusi kepentingan
rakyat, memberikan ide-ide segar di status-statusnya. Merekapun memiliki selera
humor yang baik sehingga tidak ada kesenjangan antara aleg-aleg ini dengan kita
para rakyat biasa. Mereka selalu berusaha untuk dekat dengan kita, dan tak
pernah sedikitpun berpikir untuk menjauh dari kita.
Saya pikir ini bukan pencitraan, melainkan sebuah komitmen
untuk bekerja bagi rakyat Indonesia seutuhnya. Maka positif thinking adalah
kuncinya. Seandainya ini hanya pencitraan, sudah sejak lama PKS akan
ditinggalkan oleh jutaan kader dan simpatisannya.
Dengan kesederhanaan itulah PKS mampu bertahan dan terus
berkembang serta melangkah semakin maju untuk memberikan bakti yang terbaik
bagi negeri ini. Keberadaan mereka di parlemen, adalah penyeimbang dan
penjaga kepentingan rakyat untuk disejahterakan dan dijaga keadilannya.
Semoga semakin banyak aleg-aleg yang bersahaja, dan mengerti
isi hati juga keinginan rakyat Indonesia. Meskipun saat ini mereka hanyalah
sekelompok kecil dari unsur pembawa perubahan Indonesia, namun dengan
akselerasi, inovasi, dan ide-ide dinamis mereka, sanggup menempatkan dirinya
sebagai creative minority. Mereka dibina dan di arahkan bukan untuk sekadar
duduk di kursi parlemen dan berfoya-foya. Tapi mereka dibina untuk menjadi
pelayan rakyat, memikirkan rakyat, bekerja untuk rakyat. Mereka telah dibina
sedemikian rupa, bahwa Allah adalah tujuan hakiki, Rasulullah adalah teladan
sejati, al Qur'an adalah pedoman abadi, jihad adalah jalan juang yang dititi,
serta syahid adalah cita-cita yang dinanti-nanti.
Demikian juga para aleg PKS yang berasal dari kalangan non
Muslim. Komitmen mereka di PKS tidak diragukan lagi. Mereka mau bergabung di
PKS, karena mereka menyakini ada kebaikan, langkah-langkah yang jelas, serta
visi yang nyata, yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat di daerah yang mereka
wakili.
Para creative minority inilah yang dibutuhkan oleh
Indonesia, di saat negeri ini dilanda ketidakadilan, kesenjangan sosial, krisis
budaya dan identitas, kemiskinan yang masih belum terselesaikan, kerusakan
moral, kerusakan lingkungan, pendidikan yang masih belum merata, stabilitas
ekonomi yang masih goyah, serta setumpuk Pekerjaan rumah lainnya yang harus
ditemukan jawaban-jawabannya.
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah:
105)
betul, semoga mereka memberi inspirasi untuk mereka yg belum bisa menjadi sebenar2 pemegang amanah.

BalasHapussatu tiga uang, partai anda sekarang terbelit uang sapi...media terlalu memblou up....disamping kasus partai nasdem sama elektabilitas Demokrat yang merosot.
BalasHapus