Kamis, 12 Januari 2012

    Merenungkan kembali mengenai peristiwa sejarah sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia sungguh merupakan hal yang sangat menarik. Terutama melihat sepak terjang Jepang pada saat itu yang mengkampanyekan sebagai Bangsa Asia terdepan. Bangsa Asia yang paling maju. Dan Bangsa Asia yang paling unggul dalam banyak hal.

Sejak Restorasi Meiji yang sebelumnya adalah dengan ditandai terjalinnya komunikasi antara bangsa Jepang dengan bangsa luar memang sungguh menakjubkan. Sang Tenno sanggup menghidupkan kembali rasa kebangsaan dan kepercayaan diri yang sempat hilang selama berkonflik dengan China maupun Korea. Pembaharuan dalam bidang militer terutama setelah interaksi dengan bangsa barat, semakin menumbuhkan semangat juang bangsa Jepang. Di sisi lain, perkembangan militer tersebut sangat disadari oleh bangsa Jepang membutuhkan banyak sumber daya alam. Bangsa Jepang menyadari, bahwa di tanah Jepang sumber daya alam sangat terbatas. Oleh karena itulah, kemudian muncul semangat imperialism untuk memenuhi kebutuhan militer Jepang.
Ini pula yang mendorong bangsa Jepang melalui balatentaranya yang dikenal dengan sebutan Dai Nippon untuk menguasai Indonesia. Meskipun pada waktu itu Indonesia berada dalam kekuasaan colonial Belanda sama sekali tidak menggoyahkan semangat dan kepercayaan Jepang untuk mengusir Belanda dari nusantara. Terlebih, Dai Nippon memiliki romantisme sejarah ketika sanggup mengalahkan pasukan Rusia pada 1905.
Maka, setelah berhasil mendarat di Tarakan, balatentara Jepang terus merangsek sampai akhirnya tanggal 8 Maret 1942 sanggup memaksa Belanda untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang.
Terlepas dari kemunculan ramalan Joyoboyo pada waktu itu, kedatangan Jepang dan keberhasilan mengusir Belanda dari bumi Pertiwi benar-benar disambut antusias oleh bangsa Indonesia. Meskipun pada waktu selanjutnya, bangsa Jepang terbukti tidak lebih baik daripada Belanda.
Namun demikian, ada satu titik menarik dari peristiwa kedatangan balatentara Jepang ke nusantara ini, yaitu menunjukkan masih belum mampunya bangsa Indonesia untuk mengusir sendiri colonial Belanda dari nusantara.  Tiga abad lebih bangsa Indonesia berada dalam penguasaan bangsa Belanda. Dan selama itu pula perjuangan demi perjuangan tak henti dilakukan oleh putra putri terbaik bangsa Indonesia. Namun sayangnya, segala jerih payah perjuangan itu belum juga membuahkan hasil hingga pada akhirnya Jepang datang dan sanggup mengusir kaum kulit putih itu dari Indonesia.
Benarkah hal itu menunjukkan ketidakmampuan bangsa Indonesia dalam mengatasi penjajahan pada waktu itu? Tentu saja tidak mutlak.
Perjuangan Sisingamangaraja, Hassanudin, Sultan Agung, Cut Nyak Dien, Pattimura, Antasari, HOS Tjokroaminoto, Bung Karno, Bung Hatta, dan lain sebagainya jelas sekali memberikan kontribusi yang besar dalam lintasan perjuangan membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan. Bilapun semuanya tidak berhasilm itu karena ketidakmampuan bangsa Indonesia saat itu untuk secepatnya bersatu. Terbukti, persatuan bangsa Indonesia baru bisa dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 melalui Sumpah Pemuda dengan Satu Nusa, Bahasa, Bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan sumber daya yang melimpah. Namun sangat disayangkan, melimpahnya karunia itu seringkali membuat lupa setiap anak negeri pentingnya menjalin sebuah persatuan. Hal itulah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh Jepang ketika berhasil menguasai Indonesia pada 8 Maret 1942-14 Agustus 1945.

Sumber tulisan:
1.       Hasil pencarian Video Yahoo! Penjajahan Jepang
2.       Hasil pencarian Video Yahoo! Penjajahan Jepang_2
3.       Peral Harbour Attack Day_ Video
4.       Youtube-Jepang Masuk Indonesia
5.       Janji Kemerdekaan Dari jepang-Video

0 komentar:

Posting Komentar