Rabu, 18 November 2015

Memang betul, setelah negara Komunis Uni Soviet runtuh pada tahun 1990, Amerika Serikat kehilangan lawan tanding yang dianggapnya sepadan. Maka, berpalinglah mereka bersama antek-anteknya kepada negara-negara Islam.

Tetapi untuk menjadikan Islam sebagai lawan, bukanlah persoalan mudah. Dibikinlah makar teroris-teroris boneka binaan mereka. Tidak kurang dari zaman Osama bin Laden veteran perang Afgan yang disiapkan Amerika Serikat untuk bertempur menghadapi komunis sampai sekarang ISIS , adalah didikan-didikan mereka.

Lucunya, baju-baju binaan mereka itu identik. Berbusana Islami, janggut yang nyunnah, sudah barang tentu orang Arab, dan mengusung Fundamentalisme Islam.

Biarpun fundamentalisme Islam itu sendiri adalah pemaksaan istilah, sebab di dalam Islam tidak ada kosa kata fundamentalis. Melacak akar sejarahnya sendiri, fundamentalisme adalah istilah yang digunakan barat untuk menstempel gerakan Kristen Protestan pada abad pertengahan. Artinya, hanya stempel yang dipaksakan digunakan kepada Islam. Memalukan, bukan?

Akhir-akhir ini, Amerika Serikat dan sekutunya sedang berperan: playing victim. Mereka-reka peristiwa dengan modal kekuatan media massa untuk menghipnotis otak manusia di seluruh dunia. Dimunculkanlah serangan-serangan 'teroris' seperti di Boston, dan kemarin di Paris.

Tabiat mereka memang sudah laten. Sebagaimana yang sering divisualkan dalam film-film Hollywood: 'Korbankan satu dua orang untuk menyelamatkan lebih banyak orang.'

Maka, bukan lagi hal yang aneh jika rakyatnya sendiri, penduduknya sendiri, sengaja dikorbankan demi meraih kepentingan yang lebih besar. Seraya memupuk energi balas dendam di dalam dada para korban agar semakin mengkristal rasa perumusuhan kepada Islam (yang dituduhkan sebagai pelaku teroris itu).

Saya, termasuk segelintir orang yang sudah tidak percaya dengan konspirasi-konspirasi bikinan barat, sebab itu semua memang hanya konspirasi yang diatur. Sudah mual dengan gaya mereka memuluskan langkah-langkahnya.

Kita masih punya Allah, kita berlindung kepada Allah, dan memohon kepada Allah untuk mebalas segala makar mereka sebab Allah adalah semaha-mahanya pembalas makar busuk mereka.

notes: Ketika saya menyebutkan Amerika Serikat dan sekutunya di sini adalah para penguasa pemerintahannya, bukan rakyat pada umumnya.

HD Gumilang, kontributor Peradaban
Rancaekek, 18 November 2015

0 komentar:

Posting Komentar