Minggu, 02 Juni 2013


Kunci perubahan negara itu sebetulnya hanya ada dua: masuk ke dalam sistem, atau revolusi sistem yang ada

Tidak ada namanya berdiri di tengah-tengah (ambigu), ataupun bersikap apatis terhadap keduanya (golput)

Bagi saya pribadi, masuk ke dalam sistem dan mengubahnya dari dalam adalah cara yang ideal, daripada melakukan revolusi karena memiliki risiko yang tinggi -hilangnya nyawa manusia-

Selain itu, kultur Indonesia yang halus menjadikan segala upaya revolusi tidak akan pernah berhasil

Indonesia bukanlah Timur Tengah yang wataknya mudah tersulut, Indonesia bukanlah Asia Tengah yang wataknya mengangkat senjata

Mengubah sistem dari dalam memang membutuhkan proses, itu yang harus disadari oleh semua kalangan

Kecuali mungkin bagi kalangan yang tergesa-gesa, ataupun yang sudah putus asa, sehingga dengan mudahnya mereka mengatakan, "Manakah hasilnya dari perubahan sistem lewat dalam setelah kalian mendapatkan kekuasaan?"

Padahal mengubah sistem itu tak semudah membalikkan telapak tangan, selalu ada kelompok-kelompok yang melindungi sistem yang ada karena memang sistem itu telah memberikan keuntungan bagi mereka

Itu bukanlah sebuah kalimat klise, namun memang kenyataan yang terjadi di arena sistem. Kenyataan inilah yang seringkali tidak diketahui oleh mereka yang tergesa-gesa, ataupun yang sudah berputus asa itu sebab mereka memang tidak terjun langsung ke dalam sistem: hanya menilai dari luar pagar sistem

Mungkin timbul pertanyaan, apakah dengan mendorong revolusi akan menghasilkan sistem baru yang menyejahterakan rakyat?

Kemungkinan itu selalu ada, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang memilih mengubah sistem lewat revolusi sebagai jalannya

Kenyataan yang pernah terjadi dalam sejarah revolusi adalah, rakyat hanya dijadikan kuda tunggangan atas propaganda kelompok penyeru revolusi, ini adalah hal yang sangat fatal karena rakyat menjadi tumbal atas ambisi kekuasaan mereka

Rakyat yang sudah melarat, dijadikan garda terdepan dalam upaya merebut negara dan mengubah sistem yang ada, pada akhirnya kelompok penyeru revolusi ini tak ubahnya kelompok diktator yang haus kekuasaan dan machiavellis sejati

Pada akhirnya bagaimanapun cara yang dipilih untuk mengubah sistem, ada sesuatu yang perlu diingatkan: perhatikan akhlaq

1 komentar:

  1. mantap juga nih artikelnya :D
    jadi menurut kamu yang harus di lalukan bangsa indonesia sekarang itu apa??

    salam kenal :)

    BalasHapus