Jumat, 27 Juli 2012


Mulanya adalah sebuah pesan singkat yang berdering di hpku beberapa hari yang lalu, dari kang Jejen Rumah Baca Asmanadia (RBA) Ciranjang. Isinya kurang lebih merupakan pemberitahuan bahwa pada hari kamis 26 juli, Mbak Asma Nadia akan datang ke Ciranjang dalam rangka serah terima bantuan perangkat computer dari Tupperware. Tentu saja aku sangat antusias.
Ini adalah kesempatan langka untuk bisa bertemu penulis besar. Terebih bagi aku sebagai seorang penulis muda, bisa menambah semangat, nih!
 
Kamis, 26 Juli 2012
Pukul 03.30 WIB
Di bulan Ramadhan ini, menjadi sebuah rutinitas bagi setiap muslim untuk melaksanakan ibadah shaum. Tak terkecuali denganku. Pada jam segini sudah bangun untuk sahur. Aku sahur dengan tempe goreng, sekerat daging gepuk, dan tentu saja ada nasi. Alhamdulillah. Secangkir the manis tak lupa terhidang oleh ibunda tercinta. Untukku dan ayahanda.
Setelah minum sekitar tiga gelas air putih, aku mulai menata agenda pada hari ini. Ya, hari ini ada rencana Mbak Asma Nadia kembali datang ke Ciranjang. Ku buka FB, dan meluncur ke fanspage Asma Nadia. Subhanallah, memamng benar beliau akan datang kemari. Alhamdulillah.
Mendekati waktu subuh, aku mulai menghubungi beberapa rekan di FLP Cianjur. Mengajak mereka untuk bisa datang ke rumah baca, sekalian silaturrahim.

Pukul 04.30 WIB
Tiba-tba muncul sebuah ide gila. Naskah! Ya, naskah antologi cerpen milik kami di komunitas Lentera (Lingkar Penulis Cantera) yang digawangi aku, Tetsuko Eika, Ari Supriatno, Yang Putri Insani, dan Mawar Merah Ketulusan, kenapa tidak kita coba ajukan kepada Mbak Asma? Ok! Aku segera mengambil hp, memencet keypad, mengirimkan pesan kepada mereka semua, membagi ide saya itu. Benar ya, bukankah ini kesempatan langka? Sehingga sangat pantang untuk dilewatkan. Syukurlah naskah ini, sudah dapat empat buah endorsement yang semoga (ini yang kami harapkan) menjadi nilai tambah bagi naskah antologinya.
Lantas sambil menunggu jawaban, aku tegakkan shalat subuh, di susul kemudian dengan tilawah al Qur’an. Alhamdulillah.
Selepas tilawah, aku check inbox. Syukurlah balasan dari teman-teman sangat positif. Maka, aku semangat sekali untuk mengirimkannya. Baru ingat, naskahnya masih soft file. Ah, tidak jadi soal. Lebih baik aku memprintnya, toh memang benar, tak ada keberhasilan tanpa diawali dengan pengorbanan. Yang terpenting adalah kita ikhlas.

Pukul 06.15 WIB
Ibu datang ke kamar. Minta diantarkan ke Kamiran. Oh, iya, Kamiran. Kalian tau Kamiran? Sebuah tempat yang mantap! Banyak sawah, lingkungan asri, udara sejuk, melewati rel kereta api dan ada stasiun kereta api di sananya. Berangkatlah aku mengantar ibu. Benar-benar hawa dingin menembus kaus merah Manchester United yang tak sempat berlindung di dalam jaket karena tertinggal di rumah, atau memang karena aku sengaja.
Ku biarkan computer dan printer tetap bekerja selagi aku mengantar ibu.
Pukul 06.45 WIB
Sudah sampai kembali di rumah. Prepare untuk ke rumah baca. Tapi, ups.. kavernya! Kaver naskah belum di edit. Maka aku edit dahulu kaver ini. Rupanya memang benar, ketergesaan dapat melalaikan kita. dan aku hampir terjebak olehnya. Syukurlah lekas sadar. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya selesai juga membuat kaver dan langsung memprintnya.

Pukul 08.30 WIB
Setelah mandi dan wangi, aku segera meluncur ke tujuan: Rumah Baca Asmanadia Ciranjang. Aku memakai koko hijau peninggalan tahun 2005! Kenang-kenangan sewaktu berangkat ke tanah suci (dan aku berharap berkesempatan kembali ke sana. juga kalian semua semoga bisa berkunjung ke Baitullah, aamiin), celana cokelat, sandal karet hitam yang ada duri-duri refleksi, tak lupa bawa tas hitam cliver kesayangan dengan gantungan kunci sitoda. Di dalamnya sudah aku simpan rapi naskah antologi. Benarlah bahwa ternyata, kemanapun, kita harus mempersiapkan sesuatu yang kita yakini bahwa itu adalah terbaik.

Pukul 09. sekian-sekian
Lho, kenapa sekian-sekian? Aslinya aku memang tidak tau. Apa pasal? Jantungku berdebar. Ketika mendekati gapura RBA, aku lihat Hyundai putih milik Mbak Asma sudah mulai berhenti di pinggir jalan yang penuh batu ini. Aku sempat berhenti sejenak di depan pintu mobil. Konyolnya, mungkin karena tidak bernyali, aku lantas menarik gas dan segera menuju RBA.
Di RBA, ada Kang Jejen, Kang Dadang, Teh Irma, dan teteh yang satu lagi siapa ya aku gak sempat kenal siapa namanya, hehe. Dan, rupanya perwakilan dari Tupperware sudah datang. Ada beberapa barang di sana. tas, buku, dan perangkat komputer.

Pukul 09.30 WIB
Seremonial mau di buka, ketika aku lihat susunan acara. Kang Dadang meminjam pulpen dari Bang Ari yang baru datang (do’i bela-belain sowan dari Cimahi, bolos kuliah, demi ketemu Mbak Asma! Militant banget!) mau mencoret pembacaan ayat suci al Qur’an.
“Kenapa di hapus, kang?” tanyaku.
“Yang ditugasinnya gak ada, lagi sekolah,” jawabnya.
“Ya sudah,” pikirku sejenak, “Biar ku ana saja,” tawarku.
Kang Dadang dan Teh Irma langsung, “Ok! Sip!”
Deg.. deg.. deg…
Keringat bercucuran, jantung berdebar tak karuan. Membaca ayat suci al Qur’an dihadapan banyak orang. Perasaannya campur aduk. Akhirnya, dengan bersusah payah, selesai jua aku bacakan beberapa ayat dari surah al Qalam.

Pukul 10.00 WIB
Seremoni berlangsung meriah namun khidmat. Kang Jejen, dengan style lembur pisan, bercerita mengenai perjuangan rumah baca dari awal sampai pada akhirnya mampu bekerja sama dengan Asma Nadia. Asli ini lho, walaupun Kang Jejen mencoba berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetap saja jatidiri urang Sunda tidak bisa lepas dari gerak-gerik selama sambutannya.
Mbak Asma? Subhanallah, sebagai seorang yang oleh Republika didaulat menjadi tokoh perubahan, menunjukkan karakter sejati seorang pejuang muslimah. Dia memaparkan pemikirannya, tentang anak-anak, pendidikan, dan lingkungan. Semua itu menafasi konsep rumah baca yang akhirnya dia garap. Sampai saat ini, sudah ada 47 cabang rumah baca di seluruh Indonesia, termasuk di luar negeri.
Lalu sambutan dari Tupperware. Ternyata mereka punya program from children to save children. Ya, berbagi kebahagiaan kepada sesama. Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Alhamdulillah.
Oh iya, aslinya aku baru tau ada PC all in one. Wah mantep sekaligus khawatir. Ada tanggung jawab untuk menjaga amanah demi anak-anak di sini.

Pukul 10.45 WIB
Aku tersentak kaget! Ketika sesi pembacaan do’a, si teteh yang tidak aku ketahui namanya itu memanggil sebuah nama, “Kang Yadi…”
Ya amplop! Bukannya beliau lagi honey moon (pengantin baru dia itu)? Kok gak kalah militant dari Bang Ari buat datang ke sini.
Ya, aku seneng Kang Yadi bisa datang. Syukurlah. Selamat menempuh jalur baru. Bebas hambatan dan penuh ketenangan. Ulah hilap mun lewat jalan tol tetep bayar gardu tol, nah lho, kenapa?
Heureuy atuh Kang Yadi, da aku juga teu ngerti naon maksudna. Ujug-ujug wae nulis mengalir kata demi kata dari pulpen di tanganku ini.
Masih di waktu yang sama, personel FLP Cianjur turut datang. Ada teh Niza anu hebohna kacida membuat kami semua tersenyum bahagia, Alhamdulillah. Dan anggota baru, teh Dini jagoan informatika dari Unsur.

Pukul 11.00 WIB
Acara seremoni selesai. Foto-foto serah terima. Setelah itu, aku lihat Mbak Asma bersiap keluar. Reflex aku turunkan ransel. Membuka sletingnya, breet! Mengambil naskah, dan mengejar Mbak Asma yang masih sibuk berbenah, “Mbak, ini ada naskah,” ucapku singkat. Dia mengambilnya dan berkata, “Oh iya, terimakasih,” lalu keluar bersama perwakilan Tupperware menuju pinggir jalan.
Mbak Ama udah pulang?
Di rumah baca masih ada suaminya, Isa Alamsyah yang sibuk mengutak atik PC all in one tersebut. Aku lihat teh Niza, teh Dini, sedang asyik lesehan bersama relawan akhwat RBA. Sedangkan Bang Ari, entah mengapa, nempel terus ngikutin kemanapun aku pergi. Ayolah bang, bangun kepercayaan dirimu.
Rupanya Mbak Asma belum pulang. Dia kembali ke ruang kelas RBA yang masih tanpa langit-langit itu. Di sana kami duduk lesehan melingkar. Berbincang tentang progress RBA Ciranjang, wanti-wanti untuk bisa menjaga dan merawat sumbangan dari Tupperware, dan.. Nah ini yang membuatku semangat. Rencana safari ke rumah baca asmanadia yang juga masih di Cianjur yaitu RBA Karangtengah, dan RBA Serepong.
Sayangnya, Bang Ari tidak bisa ikut, “Sore ini gawe euy. Isin kalo gak masuk, mah,” katanya berapologi.

Pukul 11.15 WIB
Kami berangkat setelah sebelumnya sempat berfoto dengan gaya ngadorong kardus. Mbak Asma, Kang Jejen, Kang Yadi, dan akulah yang jadi modelnya.
Di jalan, kami berpapasam dengan teh Nenden dan teh Deva sang ketum FLP Cianjur. Mereka akhirnya mengikuti kami untuk ikut dalam safari. Kang Jejen dan Kang Yadi ikut naik Hyundai. Aku pakai Jupiter Z. Niza dibonceng Dini. Dan Deva boncengan di motor Nenden.
Tujuan kami adalah RBA Karangtengah yang terletak di perumahan Hegarmanah dekat SMPN 1 Karangtengah, masuk jalan Kedongdong. Pengelolanya adalah Pak Jamjam (bener gak aku mengingat namanya? Bisi salah..)

Pukul 11.30 WIB
Sudah lama sekali aku tidak ke daerah Karangtengah. Terakhir waktu masa SMP tahun 2003-2004. Aku ingat, dulu sering bermain bola di lapangan sini. Tapi aku tidak tau bahwa di sinipun ada rumah baca. Menyatu dengan madrasah diniyah takmiliyah Ulil Abshor. Mbak Asma memberikan tambahan buku-buku dan tentu saja menanyakan kondisi terkini dari RBA Karangtengah.
Oh ya, aku sendiri, di sini, mulai memainkan peran baru. Sebagai sang penjemput motor-motor. Gara-garanya dua pasang motor akhwat itu jalannya benar-benar pelan sehingga tertinggal jauh. Mengharuskan aku balik lagi ke mulut gerbang perumahan dan memandu mereka untuk sampai lokasi RBA Karangtengah.
Di sini, Kang Yadi sempat-sempatnya berfoto narsis di sebelah pohon..

Pukul 11.50 WIB
Menjelang dhuhur, kami bersiap ke tujuan selanjutnya, rupanya tidak langsung ke RBA Serepong. Tapi ke al Muhajirin dulu di daerah Mande. Kami masuk lewat jalan Pramuka. Kemudian belok arah kanan ke daerah Cikalong. Di pertigaan monument pencak silat, kami ambil jalur lurus ke jalan Ariamanggala. Tak jauh dari sana, kami pun sudah sampai.
Sayangnya, aku tak tau kegiatan di sana apa saja. Kenapa? Karena harus menjemput Deva dan Nenden yang motornya jauh di belakang. Sedangkan Dini sukses memacu motornya sehingga mampu menguntit tepat di belakang motorku.
Aku kembali ke monument itu, nunggu di sana. motor Nenden belum nyampe juga, “Teh, posisi di mana?” smsku. Tak di balas. Lama aku menunggu sambil terus sms mengingatkan, gak di balas juga.

Pukul 12.25 WIB
Masih menunggu di monument pencak silat. Akhirnya aku putuskan untuk kembali ke al Muhajirin karena belum shalat dhuhur. Setelah sebelumnya menyebutkan lokasi dalam sms terakhir kepada mereka berdua.
Sesampai di sana, rupanya rombongan mau pulang. Lekas-lekas aku minta ijin shalat dhuhur sembari bilang, “Mangga duluan. Ke RBA Serepong, kan? Ok, ana nanti nyusul,” kataku pada Kang Jejen.

Pukul 12.35 WIB
Selesai shalat dhuhur, ternyata rombongan masih di lokasi. Alhamdulillah. Tetap bisa ngabring berangkatnya. Sedangkan Nenden dan Deva belum kelihatan batang hidungnya. Kemana ieu dua’an?
Ahirnya ku kirimi sms, “Teh, kembali balik ke jalan arah Cianjur. Kita sekarang mau ke RBA Serepong. Nanti belok di pertigaan arah SMPN 2 Karangtengah,”

Pukul 12.55 WIB
Alhamdulillah, tiba juga di lokasi. Beneran, tempat ini sangat sejuk, asri, dan pibetaheun. Di kaki gunung Manangel tempatnya. Hamparan rumput hijau, masjid al Hikmah yang arsitekturnya indah, mantep pokoknya.
Kali ini, Nenden dan Deva mampu datang duluan. Tapi kemana Niza dan Dini, kok belum datang? Apakah mereka nyasar? Terus kalo aku turun lagi, kumaha? Soalnya jalannya lumayan jauh dari pusat kota. Menanjak banget.
Tapi ternyata mereka berdua mampu menyusul. Eh, tiba-tiba Nenden nyeletuk, “Oh, tempat ieu mah suka di pake buat transit LDK Unsur atuh, sebelum akhirnya naik lagi ke gunung di sana,”
“Guubbrraaag..” sahutku, “Terus tadi kenapa waktu di Mande telat?”
“Iya, afwaan.. di sana tadi teh, kita nabrak motor orang. Jadi berhenti dulu sebentar,” Deva angkat bicara dengan logat Cibeber tea.

Pukul 13.45 WIB
Dari tadi sampai jam segini, kita interaksi dengan RBA Serepong yang masih belum lama di dirikan. Bergaul dengan anak-anak kecil di sana sungguh menyenangkan. Mbak Asma kembali menegaskan pentingnya menjada mimpi pada anak-anak dan mengajak mereka untuk mewujudkannya. Memang benar, hidup kita tak dapat di tebak. Siapa sangka, seorang Asma Nadia yang dulunya miskin, gak mampu beli buku, sakit-sakitan mulai dari jantung, otak, dll, mampu berhasil sekarang. Bisa keluar negeri, mempekerjakan banyak orang. Rupanya, semua berawal dari mimpi dan bekerja keras mewujudkannya.
Maka dari itu, Mbak Asma membawa banyak oleh-oleh kemari. Terutama buku bacaan anak-anak. Alhamdulillah, mereka sangat antusias. Ada yang sampai rebutan hingga Mbak Asma bilang, “Anak-anak, kalian jaga buku ini. Jangan sampai robek, ya. Nanti gak bisa dibaca, dong..”
Begitu nyata kedekatan kami dengan anak-anak Serepong di sana, subhanallah.

Pukul 14.15 WIB
Sampai di sini, acara mulai mendekati akhir. Empat pejuang pena akhwat tadi, Deva, Nenden, Niza, dan Dini pamit pulang lebih dahulu. Sedangkan aku asyik menikmati suasana sepi di taman masjid itu dengan memutar lagu Dina Amparan Sajadah alm. Darso feat Ebiet Beat A, dan Tujuh Surga Edcoustic. Subhanallah, hati ini benar-benar nyaman, tenang, seolah terbawa ke padang adenium.
Sempat-sempatnya aku kembali terkejut, ketika Pak Isa Alamsyah yang aku nilai sebagai seorang yang kalem itu, ternyata kocak dan humoris juga.
Dia mengajak anak-anak bersimulasi Hokky Pokky Pokky. Pokoknya lucu banget. Aku sampai ambil kamera untuk merekamnya sebagai dokumentasi.
Ternyata benar, manusia, siapapun itu, memiliki secret personality. Kepribadian rahasia yang hanya bisa muncul ketika situasi dan kondisinya memang menunjang dorongan kepribadian itu datang.

Pukul 14.30 WIB
Akhirnya kami pulang. Dan aku pun undur diri kepada rombongan untuk beranjak lebih dulu karena ada keperluan di Cianjur. Di sini, Mbak Asma bilang, “HD, maaf dari tadi naskahnya belum saya baca. Nanti saya baca di perjalanan, ya!”
Aku tersenyum, mengiyakan. Alangkah indahnya rezeki silaturrahim. Pengalaman yang sangat berharga. Pada akhirnya, apapun yang kita mulai, akan kembali kepada kita lagi, insya Allah.
Yap, seperti inilah yang bisa aku tulis. Berdasarkan apa yang aku alami, aku lihat, dengarkan, dan ikuti. Mudah-mudahan bermanfaat, ya! Semangat!
Selesai ditulis 27 juli 2012 pukul 06.15 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar