Jumat, 24 Agustus 2012


Ini merupakan hasil perbincangan saya dengan seorang teman melalui pesan singkat (SMS) tentang PKS terkait sikap PKS yang dinilai inkonsisten.
Dia (D)  : inkonsisten PKS. Heee. (pukul 12:29. 14/8/2012)
Saya (S): Alasannya? Dalam politik itu kepentingan umat diutamakan daripada ambisi pribadi. Dan islah juga harus dilakukan. (12:44. 14/8/2012)

 ‘Inkonsisten’, itulah resiko yang harus ditanggung PKS dari orang-orang yang hanya mengenal PK dari media massa J semua sudah diputuskan matang-matang dalam syura. (12:46. 14/8/2012)
D         : kepentingan umatkah PKS? Umat yang mana? Heheee. Terlepas dari itu. Memang itu adalah pilihan politik PKS, tapi selama ini sangat disayangkan PKS membuat opini publik terhadap PKS seperti itu. Inkonsistensi PKS karena PKS seringkali bersikap berbeda dari apa yang dikibarkan sebelumnya. (14:49. 14/8/2012)
S          : oh, sebenarnya bukan PKS yang membuat opini, tapi media massa-lah yang membuat opini tentang PKS, dan masyarakat tidak cross check. Karena PKS tidak bekerja dalam opini, tapi bekerja dengan aksi nyata. Dan umat, tentu untuk siapapun yang merindukan keadilan dan kesejahteraan di negeri ini. (12:51. 14/8/2012)
            Lepas dari itu, sebenarnya PKS jujur menunjukkan bahwa mereka bukanlah sekelompok orang-orang yang suci. Tidak mempersulit pilihan-pilihan. Meskipun ditanggapi berbeda oleh media massa. Toh nanti juga akan tersibak jelas, mana yang konsisten dan mana yang hanya menebar opini. (12:54. 14/8/2012)
D         : heheee, menarik yaah diskusinya. Media membentuk opini karena PKS secara tidak langsung. Tapi yaa inilah dinamika politik. (12:55. 14/8/2012)
S          : itu barusan udah dijelaskan di sms kedua. (12:55. 14/8/2012)
D          : tapi kok beda yaa dengan apa yang dilakukan PKS, hehee. (12:56. 14/8/2012)
S          : contohnya? (12:46. 14/8/2012)
D          : yang simple, putaran pertama PKS ngotot menyerang Foke dengan berbagai carut marutnya pemerintahan Foke. Tapi putaran kedua malah mendukung. (13:01. 14/8/2012)
S          : mereka sudah islah. Toh apa yang dilakukan oleh PKS merupakan bentuk otokritik. Karena meskipun membeberkan kelemahan Foke, PKS juga sekaligus menawarkan solusi-solusi untuk Jakarta. Dan kenapa sekarang Foke yang didukung? 1. Foke bersedia minta maaf atas tuduhan bahwa PKS wahabi, anti mauled, anti tahlil dll (ini bentuk penyerangan berat karena tuduhan tentang aqidah). 2. Foke bersedia mensinergikan program dengan konsep beresin Jakarta. 3. Sebagai wajah lama, sebenarnya program Foke tinggal dibenahi lebih baik lagi dengan konsep yang PKS tawarkan. (13:06. 14/8/2012)
D         : deal-dealan hehee. Tapi inkonsistensi PKS bukan hanya saat ini. Banyak catatan PKS yang menggiring opini publik bahwa PKS merupakan partai yang inkosisten. Padahal sangat disayangkan karena PKS pasca reformasi merupakan partai yang diperhitungkan, bukan hanya mengikuti realitas politik. Realitas politik ini yang jadi pilihan politik PKS (udah dibenarkan oleh pa Hidayat). Hehee (13:20. 14/8/2012)
S          : deal-dealan? Jokowi juga mengajak deal, namun Jokowi menolak ajuan kontrak politik dengan PKS. PKS ingin tetap berkontribusi dengan bekerja bagi Indonesia. Inilah karakter khas PKS, tanpa hitungan yang rumit karena seperti inilah seharusnya anak bangsa mengabdikan diri. PKS selaras dengan jiwa zaman. Tidak kaku dan selalu terbuka dengan realitas politik terkini tanpa harus menggadaikan tujuan-tujuan strategis dalam membangun Indonesia. Soal pandangan orang lain pada PKS, itu masalah lain. (13:29. 14/8/2012)
Sudah cukup atau ada lagi yang akan kita bahas? Oh ya, saya izin share perbincangan kita di FB, insya Allah bermanfaat J (13:59. 14/8/2012)


0 komentar:

Posting Komentar