Rabu, 25 Desember 2013

Oleh: HD Gumilang
Puisi banyak berbicara tentang perasaan, ungkapan jiwa, keindahan-keindahan, bait-bait kata yang elok untuk dibaca, tentang apa saja. Tapi kadang kitapun mengeluhkan, sulitnya untuk memahami sebuah puisi. Bahkan mungkin untuk memahami arti sebuah kata belaka. Mengapa sampai begitu?
Ada kawanku yang bilang, baru-baru ini dia menemukan puisi-puisi yang tak bernyawa. Ia hanya kumpulan kata-kata unik dan mencengangkan untuk dibaca. Tapi hampa dari emosi, motivasi, informasi. Tegasnya: tidak menarik dan hanya buang-buang waktu.
Yang kutangkap, harapan kawanku itu sangat tinggi, dan memang seharusnya seperti itu. Namun, mengapa masih saja selalu muncul kesulitan memahami puisi-puisi?
Jacques Maritain, seorang Filsuf bilang puisi itu memiliki daya sentuh karena ada daya mistis yang dinamakan poetry. Poetry di sini bukan berarti merupakan terjemahaan dari bahasa Inggris untuk puisi atau sajak. Tetapi suatu kata bahasa Inggris untuk satu kata bahasa Yunani: Mousike yakni the secret life in all and each of the art.
Untuk memahami puisi, perlakukanlah puisi seperti karya seni.
Seni itu karya manusia. Maka perlakukanlah puisi sebagai karya manusia. Keliru kalau memperlakukan puisi sebagai firman Tuhan.
Ketika kita memperlakukan puisi sebagai karya manusia, maka kita akan lebih ringan untuk mengerti meskipun itu masih perlu waktu juga. Tetapi, jika kita memperlakukan puisi laksana firman Tuhan yang harus dimuliakan, sampai kapanpun kita akan kesulitan untuk memahaminya kecuali ada ilmunya, ada pedomannya karena firman Tuhan itu qaulan tsaqila.. perkataan yang berat.

Cianjur, 11:21, 25 Desember 2013

0 komentar:

Posting Komentar