Oleh: HD Gumilang
Puisi banyak berbicara tentang perasaan,
ungkapan jiwa, keindahan-keindahan, bait-bait kata yang elok untuk dibaca,
tentang apa saja. Tapi kadang kitapun mengeluhkan, sulitnya untuk memahami
sebuah puisi. Bahkan mungkin untuk memahami arti sebuah kata belaka. Mengapa sampai
begitu?
Ada kawanku yang bilang, baru-baru ini dia
menemukan puisi-puisi yang tak bernyawa. Ia hanya kumpulan kata-kata unik dan
mencengangkan untuk dibaca. Tapi hampa dari emosi, motivasi, informasi. Tegasnya:
tidak menarik dan hanya buang-buang waktu.
Yang kutangkap, harapan kawanku itu sangat
tinggi, dan memang seharusnya seperti itu. Namun, mengapa masih saja selalu
muncul kesulitan memahami puisi-puisi?
Jacques Maritain, seorang Filsuf bilang puisi itu
memiliki daya sentuh karena ada daya mistis yang dinamakan poetry. Poetry di
sini bukan berarti merupakan terjemahaan dari bahasa Inggris untuk puisi atau
sajak. Tetapi suatu kata bahasa Inggris untuk satu kata bahasa Yunani: Mousike
yakni the secret life in all and each of the art.
Untuk memahami puisi, perlakukanlah puisi
seperti karya seni.
Seni itu karya manusia. Maka perlakukanlah
puisi sebagai karya manusia. Keliru kalau memperlakukan puisi sebagai firman
Tuhan.
Ketika kita memperlakukan puisi sebagai karya
manusia, maka kita akan lebih ringan untuk mengerti meskipun itu masih perlu
waktu juga. Tetapi, jika kita memperlakukan puisi laksana firman Tuhan yang
harus dimuliakan, sampai kapanpun kita akan kesulitan untuk memahaminya kecuali
ada ilmunya, ada pedomannya karena firman Tuhan itu qaulan tsaqila.. perkataan
yang berat.
Cianjur, 11:21, 25 Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.